Kamis, 19 Januari 2017

ANAK-ANAK DAN MENIRU




Ada yang bilang...

Pilih pemimpin itu yang penting isinya, yang penting kinerjanya bagus. 

Ada pun dia suka marah-marah atau berkata-kata kasar, itu kan cuma luarnya, kemasannya.

Wah! 

Kalo saya sih ketika lihat produk yang kemasannya sudah rusak/kembung/sobek/bocor, ga bakalan beli! Isinya otomatis pasti rusak juga lah. 

Kondisi baik buruknya kemasan bisa menjadi representasi kualitas isinya. Persoalan kemasannya dari daun jagung, daun pisang, plastik, aluminium foil, kaca, atau kaleng itu bukan masalah. Yang penting kemasannya masih dalam kondisi baik dan layak.


Memilih... 

Kalo saya mau pilih pemimpin juga tentu yang bersikap dan berkata-kata baik. 

Kata-kata adalah doa dan pemimpin adalah teladan. Persoalan dia berasal dari suku mana, bidang keahlian apa, gendernya apa, itu bukan masalah. Yang penting perilakunya baik. Mudah-mudahan kinerjanya juga baik. Karena lisan yang selalu mengucap hal baik akan menuntun sistem di diri seseorang untuk berbuat baik juga. 

Selaras. Seimbang. Homeostasis.

Satu hal yang selalu saya khawatirkan

Apa jadinya generasi berikutnya di negeri ini, kalau setiap hari melihat pemimpinnya berkata-kata kasar dan mencerca. 

Anak-anak yang masih kertas putih akan mempelajari dalam benak mereka, oo..kalau kita marah caranya dengan mencaci orang, oo..kalau kita tidak setuju caranya dengan berkata-kata kasar, oo..kalau kita tersinggung caranya dengan menghardik-hardik. 

Hal itu akan meresap di alam bawah sadar anak-anak kita dan mereka akan meniru perilaku itu spontan tanpa mereka sadari.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar